Sedikit saya mereview pelajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat yang saya dapat saat kuliah tentang keracunan makanan, yah yang satu ini membuat orang mual (nausea), perutnya terasa kram, demam, muntah (vomitus), diare, dan kehilangan cairan (dehidrasi). Sehingga penanganannya ya sesuai dengan gejala di atas, karena yang sering muntah, diare, dan dehidrasinya ya dikasih obat anti muntah, anti diare, dan infus, namun jangan lupa juga diberi karbon aktif, kalo mmg diperlukan pakai antibiotik, antipiretik (anti demam), anti racun.
Ngomong2 dari tadi cuma ngobrol ngalur ngidul tentang gejala dan terapi melulu, penyebab dan cara menentukan kena apa gagnya (identifikasi) belum diungkit. Penyebab sih dari 2 hal, pertama yaitu infeksi (bakteri, virus, protozoa, dan cacing), yang kedua dari toksin, bisa endotoksin (S.aureus, V.cholera, Shigella, E.coli (ini toksinx E.coli sifatx bisa heat stable toxin, ati2)), bisa eksotoksin (Clostridium botulinum et perfringens :D). Sedangkan identifikasinya untuk melihat waktu inkubasi bisa dilihat dari lamanya mulai muncul gejala sejak awal makan, dan untuk tau jenis makanan penyebab keracunan bisa dari sisa makanan atau feses dan muntah orang yang dibawa ke laboratorium.
Keracunan makanan ini bisa propagated epidemic bila ditular dari orang ke orang, bisa commonsource epidemic bila banyak orang kena keracunan tapi sumbernya sama, bisa mixed epidemics yang itu gabungan keduanya. So bila ada keracunan makanan di sekitar Anda dengan melihat penyebab dan gejala di atas, segera kasih terapi awal sesuai yang di atas atau bisa merujuk ke RS atau dokter terdekat :)
Keracunan makanan ini bisa propagated epidemic bila ditular dari orang ke orang, bisa commonsource epidemic bila banyak orang kena keracunan tapi sumbernya sama, bisa mixed epidemics yang itu gabungan keduanya. So bila ada keracunan makanan di sekitar Anda dengan melihat penyebab dan gejala di atas, segera kasih terapi awal sesuai yang di atas atau bisa merujuk ke RS atau dokter terdekat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar